TIM MAHASISWA UM BERAU MELAJU KE SELEKSI AKHIR PPK ORMAWA 2025
Presentasi Proposal Secara Online Di Hadapan Juri dari Belmawa

Berau, 30 Juni 2025 — Delegasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Berau kembali mengukir pencapaian gemilang. Setelah melewati serangkaian seleksi administratif, desk evaluation, dan presentasi daring yang ketat, subproposal bertajuk “Pemberdayaan Nelayan Bandeng & Udang melalui Inovasi Produk dan Digitalisasi Pemasaran di Kampung Pegat Batumbuk, Pulau Derawan” resmi melaju ke babak Seleksi Akhir Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 yang diselenggarakan Direktorat Belmawa Kemendikbudristek.
Capaian ini terbilang prestisius karena dari ratusan proposal yang masuk secara nasional, hanya proposal dengan impact sosial terukur, kesiapan mitra, serta inovasi berkelanjutan yang berhak diundang ke tahap final. Keberhasilan lolos hingga titik ini menegaskan kapasitas analitis dan kepemimpinan mahasiswa UM Berau dalam merancang program pemberdayaan yang selaras dengan semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Selain mengusung diversifikasi produk olahan perikanan, proposal juga mengintegrasikan strategi branding digital, pelatihan literasi keuangan, serta kolaborasi lintas sektor, mulai pemerintah daerah hingga pelaku industri kreatif. Dengan demikian, tim Mahasiswa UM Berau tidak hanya menunjukkan kepekaan terhadap persoalan ekonomi pesisir, tetapi juga kemampuan menerjemahkan problem lapangan menjadi solusi berbasis data dan teknologi yang siap diukur dampaknya.

PPK Ormawa merupakan skema nasional yang mendorong organisasi kemahasiswaan merancang community empowerment berbasis inovasi dan kolaborasi lintas disiplin. Tim Ormawa UM Berau merespons tantangan tersebut dengan fokus pada rantai nilai perikanan lokal seperti sektor penting di Kepulauan Derawan namun masih didominasi penjualan bahan mentah.
Tim Ormawa menilai bahwa ketergantungan nelayan Derawan pada penjualan ikan dan udang segar membuat pendapatan mereka fluktuatif, terutama saat cuaca buruk atau musim panen berlimpah. Untuk memutus ketergantungan tersebut, tim mengembangkan tiga produk unggulan: abon udang, kerupuk bandeng, dan fish spread siap saji di bawah merek UMIKA (Ikan & Udang Kampung Pegat Batumbuk). Abon udang diolah dengan teknik pengeringan suhu rendah agar rasa gurih tetap terjaga; kerupuk bandeng difortifikasi tepung rumput laut sebagai sumber serat; sedangkan fish spread dikemas dalam bentuk pasta kemasan sachet yang praktis bagi wisatawan maupun pasar ritel modern. Strategi diversifikasi ini diharapkan menambah nilai jual 2–3 kali lipat dibanding produk mentah dan menciptakan lapangan kerja baru bagi ibu-ibu nelayan.
Kesadaran pasar global terhadap isu lingkungan mendorong tim memilih kemasan kertas daur ulang berlilin nabati yang dapat terurai dalam waktu enam bulan. Logo UMIKA memadukan ikon bandeng, udang, dan motif dayak Berau untuk menguatkan identitas lokal. Sementara itu, penggunaan teknologi vacuum seal di tahap akhir pengemasan mampu memperpanjang shelf life hingga 12 bulan tanpa bahan pengawet sintetis. Desain kemasan juga dilengkapi kode QR yang terhubung ke cerita asal-usul produk dan profil nelayan mitra dalam membangun narasi traceability yang kini menjadi preferensi konsumen urban.
Agar produk tidak berhenti di pasar tradisional, tim menyusun modul pelatihan konten kreatif Instagram dan TikTok menggunakan pendekatan storytelling, misalnya menampilkan proses penjemuran bandeng di dermaga fajar atau kisah keluarga nelayan. Selain itu, mereka membuat katalog daring berformat micro-site yang bisa diakses mitra B2B (hotel, toko oleh-oleh). Fitur QRIS disematkan pada etalase digital dan label kemasan sehingga transaksi dapat dilakukan tanpa uang tunai, memudahkan wisatawan domestik maupun internasional. Target awalnya adalah meningkatkan engagement rate media sosial mitra hingga 8 % dan menembus minimal 100 transaksi online dalam tiga bulan pertama.
Tim menyadari inovasi produk membutuhkan fondasi manajerial yang kuat. Karena itu, mereka merancang workshop akuntansi sederhana menggunakan aplikasi buku kas daring, simulasi manajemen stok berbasis kartu KANBAN warna, dan sesi pengurusan sertifikasi halal–BPOM yang dipandu Dinas Perikanan setempat. Pendampingan administrasi ini penting agar produk UMIKA dapat masuk jaringan ritel besar maupun platform e-commerce tanpa terkendala regulasi. Indikator keberhasilan yang ditetapkan mencakup laporan keuangan bulanan yang rapi, tingkat stock loss di bawah 5 %, serta terbitnya sertifikat halal pada kuartal kedua pendampingan.
“Nelayan Derawan sudah piawai menangkap ikan, dan tugas kami membantu mereka menembus pasar modern lewat inovasi produk dan literasi digital,” tegas Kokoh Aleksander (Bisdig 2023) setelah memaparkan proposal di hadapan panel reviewer nasional.
Dengan kombinasi diversifikasi produk bernilai tambah, kemasan berkelanjutan, strategi pemasaran digital, dan penguatan kapasitas SDM, proposal ini diharapkan menjadi model replikasi bagi komunitas pesisir lain di Kalimantan Timur dan sekitarnya.

Presentasi final digelar melalui Zoom Workplace pada Senin (30/6) pukul 09.00 WITA. Tim memaparkan roadmap kegiatan, analisis kebutuhan mitra, hingga indikator keberhasilan mulai peningkatan omzet 30 % hingga lahirnya akun pemasaran digital komunitas. Reviewer memuji kesiapan data baseline serta rencana keberlanjutan pascapendanaan.